Fluktuasi
harga saham terjadi pada setiap hari. Jika kita coba analisa, maka akan
terdapat pola (tren) pergerakan saham yang berulang. Pola berulang ini dapat
digunakan sebagai sinyal dalam membeli atau menjual saham.
Januari
Di
Amerika, Wallstreet, terdapat istilah January effect. Istilah tersebut didapat
dari berbagai studi yang menyatakan bahwa jika kita mengkoleksi saham-saham
kecil pada awal Desember dan menyimpan hingga Januari, maka kita bisa
mendapatkan keuntungan 5-10%.
Hal
tersebut dikarenakan manajer investasi, reksadana, treasury banking akan
menjaga performa bagus mereka dengan tidak menyimpan saham-saham yang harganya
jatuh dalam portofolio mereka hingga menjelang akhir tahun. Lalu adanya
aktifitas window dressing (para emiten memoles laporan keungan perusahaan agar
lebih menarik).
Investor
retail dapat memanfaat bulan Januari ini untuk menjual saham (bukan membeli
saham), karena pada bulan ini harga saham akan tinggi dibanding bulan-bulan
lainnya.
Februari
Dari
analisa berbagai data bursa efek Indonesia periode 2000-2010, terdapat
kecenderungan bahwa bulan Februari merupakan bulan dimana bursa saham mengalami
periode penurunan terendah.
Bagi
para investor, pada bulan Februari ini merupakan saat untuk wait & see.
Biarkan harga saham terus turun, lalu lakukan pembelian saat harga saham sudah
murah.
Maret - April
Setiap
bulan Maret, pertumbuhan IHSG dapat menjadi acuan bagi pertumbuhan IHSG bulan
April dan Mei. Bulan Maret dapat digunakan oleh investor untuk mengkoleksi
saham-saham bagus untuk disimpan hingga bulan April atau Mei.
Bulan
April biasanya merupakan saat bagi perusahaan BUMN merilis laporan keuangan
kuartalannya dan membagikan deviden.
Mei
Pada
bulan Mei, terdapat banyak aksi profit taking. Investor sebaiknya menunggu
hingga minggu ke-4 untuk mengkoleksi saham.
Juni
Bulan
Juni biasanya IHSG memiliki kecenderungan naik secara perlahan. Bagi investor,
bulan Juni baik untuk mulai membeli saham yang sudah terkoreksi pada bulan
sebelumnya.
Juli
Di
bulan ini ada kecenderungan IHSG mengalami kenaikan yang tinggi dari
bulan-bulan sebelumnya. Bagi investor, ini adalah saatnya untuk profit taking.
Agustus
Biasanya
di bulan ini, IHSG memiliki tren positif, meskipun dalam tahun-tahun tertentu
(2000, 2002, 2004, 2005, 2007, 2008) justru mengalami koreksi. Jika Agustus,
IHSG mengalami koreksi, investor dapat bersikap wait & see hingga akhir
bulan Agustus untuk mulai mengkoleksi saham.
September
Dari
studi pertumbuhan IHSG, September merupakan saat yang tepat untuk mulai
mengkoleksi saham-saham untuk disimpan hingga Januari.
Oktober
Oktober
merupakan bulan dimana IHSG dapat mengalami pertumbuhan atau penurunan. Kadang
kala, di bulan ini kejatuhan harga saham diperparah oleh aksi jual paksa oleh
perusahaan sekuritas akibat dari akumulasi kegagalan investor menggunakan
fasilitas utang margin trading.
Jika
IHSG mengalami kejatuhan, maka bagi para investor ini merupakan saat yang
paling tepat untuk mengkoleksi saham.
November - Desember
Pada
bulan November dan Desember, IHSG akan mengalami peningkatan hingga Januari.
Berikut
di bawah ini merupakan siklus lainnya (di luar kalender):
Lebaran
Menjelang
hari lebaran, investor lebih senang menyimpan uang tunai daripada saham.
Biasanya, emiten akan mengerek harga saham setinggi-tingginya menjelang libur
lebaran, untuk mengantisipasi harga saham anjlok paska libur usai.
BI Rate
Jika
suku bunga perbankan (BI Rate) turun, maka akan banyak orang yang
berlomba-lomba untuk mengajukan kredit ke bank. Semakin banyak kredit yang
dikucurkan, maka sektor perbankan akan tumbuh. Pengajuan kredit akan
bermacam-macam, ada untuk kredit kendaraan maupun properti. Jika penjualan
kendaraan meningkat, maka akan meningkatkan saham yang berbasis otomotif dan
spare-part nya. Begitu pula dengan sektor properti yang semakin meningkat, akan
meningkatkan pula sektor kontruksi dan semen.
Harga Minyak Dunia
Semakin
tinggi harga minyak dunia, maka akan memicu kenaikan sumber energi substitusi
lainnya, seperti batubara dan gas alam. Sektor energi sangat rentan terhadap
pergerakan harga minyak dunia ini.
QE (Quantitative Easing)
Quantitative
Easing merupakan bantuan yang diberikan The Fed untuk merangsang pertumbuhan
ekonomi Amerika. Pemberian QE biasanya akan berpengaruh besar terhadap
pergerakan harga saham dunia (kecenderungan akan meningkat). Dengan dirangsangnya
perekonomian Amerika, maka akan semakin banyak industri (pabrik) yang semakin
agresif. Keagresifan para industri tersebut akan membutuhkan sumber energi yang
semakin banyak. Hal tersebut mengakibatkan harga minyak dunia akan semakin
meningkat.
Sumber:
investor-saham.blogspot.com