Desa Kandri terletak di kecamatan
Gunung Pati, berada di ujung barat kota Semarang. Jika diakses menggunakan
kendaraan pribadi kurang lebih 30-45 menit dari pusat Kota Semarang. Desa
Wisata Kandri juga memiliki obyek wisata yang sering dikunjungi oleh beberapa
wisatawan lokal, yaitu ada Goa Kreo dan juga Waduk Jatibarang serta berbagai
piilihan wisata dengan slogan “Kandri WAE (Wisata Adventure Edukasi)” dimana
terdapat berbagai paket wisata jelajah desa, pelatihan pembuatan kuliner olahan
khas desa, seni dan budaya.
Berkat kemajuannya menjadi desa wisata
memberikan efek bagi masyarakat sekitar dalam hal peningkatan taraf hidup
perekonomian dan kesejahteraan masyarakat. Desa wisata membuka peluang bagi
masyarakat dengan membentuk suatu UMKM atau berbagai unit bisnis lainnya
sehingga masyarakat memperoleh active income dari kegiatan bisnisnya. Akan tetapi, pada dewasa ini untuk menghadapi kemajuan teknologi dan informasi serta adanya monster yang disebut “inflasi” sehingga active income saja tidaklah cukup untuk menunjang kesejahteraan masyarakat dimasa yang akan datang. Perlu adanya pasive income untuk menunjang perekonomian masyarakat dengan cara melakukan kegiatan investasi. “Pasive income sangatlah diperlukan untuk mencapai financial freedom dimasa yang akan datang,” ujar Nurayanto selaku trainer dari PT. Bursa Efek Indonesia.
sehingga masyarakat memperoleh active income dari kegiatan bisnisnya. Akan tetapi, pada dewasa ini untuk menghadapi kemajuan teknologi dan informasi serta adanya monster yang disebut “inflasi” sehingga active income saja tidaklah cukup untuk menunjang kesejahteraan masyarakat dimasa yang akan datang. Perlu adanya pasive income untuk menunjang perekonomian masyarakat dengan cara melakukan kegiatan investasi. “Pasive income sangatlah diperlukan untuk mencapai financial freedom dimasa yang akan datang,” ujar Nurayanto selaku trainer dari PT. Bursa Efek Indonesia.
Masyarakat desa pada khususnya sangatlah
rentan terjebak pada penipuan berkedok investasi atau yang biasa dikenal dengan
“Investasi bodong”. Hal tersebut bisa terjadi karena kurangnya literasi
keuangan masyarakat sehingga mudah tergiur iming – iming investasi dengan imbal
hasil yang cenderung tidak realistis. Oleh karena itu, mahasiswa KKN Alternatif
2A Universitas Negeri Semarang bekerjasama dengan PT. Bursa Efek Indonesia dan
PT. Phintaco Sekuritas melakukan edukasi untuk meningkatkan literasi keuangan
dan investasi pada masyarakat di kelurahan Kandri. “Peningkatan literasi pasar
modal pada masyarakat desa sangatlah penting untuk mencegah terjerumusnya
masyarakat pada penipuan berkedok investasi,” ujar Fanny Rifqi El Fuad selaku
kepala PT. Bursa Efek Indonesia KP Jawa Tengah 1.
Di era industri 4.0 dimana
perkembangan teknologi dan informasi sangatlah pesat, investasi saham di pasar
modal sedang menjadi tren dalam kehidupan masyarakat dibandingkan dengan
investasi pada instrumen lain seperti tanah, properti, emas, dan logam mulia
lainnya. “Investasi saham di pasar modal dapat lebih menguntungkan jika
masyarakat lebih mengenali saham tersebut baik dari sisi fundamental maupun
risiko,” ujar Nico Pracahya selaku trainer PT. Phintraco Sekuritas.
Mohammad
Mahendrayana / KKN Alternatif 2A UNNES