Perang Dagang: Peluang Cuan atau Bencana untuk Investor?

Unssaf
0

Sebelum kita secara spesifik membahas tentang dampak perang dagang pada pasar modal, kita harus mengetahui terlebih dahulu mengenai apa itu perang dagang. Perang dagang atau trade war adalah kondisi di mana dua negara atau lebih saling menaikkan tarif impor dan memberlakukan hambatan perdagangan lainnya sebagai bentuk persaingan ekonomi atau balasan terhadap kebijakan dagang yang dianggap merugikan. Perang dagang ini sebenarnya dapat terjadi karena beberapa alasan, seperti defisit perdagangan, persaingan ekonomi dan teknologi, perlindungan ekonomi domestik, kebijakan subsidi dan intervensi pemerintah, ketegangan geopolitik, dan masih banyak alasan lainnya.


Kali ini kami akan membahas secara khusus perang dagang antara China dengan Amerika. Perang dagang antara China dan Amerika kali ini memang bukan kali pertama terjadi. masyarakat banyak menyebut perang dagang kali ini adalah “Perang Dagang Jilid 2” yang dimana dinilai lebih buruk daripada yang terjadi pada tahun 2018. Perang dagang kali ini diperkirakan terjadi karena beberapa hal, yaitu defisit perdagangan dimana Amerika Serikat memiliki defisit perdagangan besar dengan China, strategi ekonomi,  penerapan tarif merupakan bagian dari strategi ekonomi Trump untuk mendorong pertumbuhan sektor manufaktur di AS, melindungi lapangan kerja, dan meningkatkan pendapatan pajak, dan beberapa hal lain.


Tetapi China tentunya tidak tinggal diam, Sebelumnya Amerika telah resmi mematok kenaikan tarif 10% ke barang-barang China, yang lalu direspon oleh China dengan mengenakan tarif tambahan sebesar 15% pada impor batu bara dan gas alam cair Amerika. Bea masuk 10% lebih tinggi juga diberikan ke minyak mentah Amerika, peralatan pertanian, mobil dan truk tertentu. Kementerian luar negeri China juga mengatakan bahwa berjanji melapor ke Organisasi Perdagangan Dunia (WTO).


Memang perang dagang antara Amerika dan beberapa negara lain seperti China ini sedang memanas, tetapi per 3 April 2025 Trump presiden Amerika Serikat, meluncurkan tarif-tarifnya yang baru, selain China si “pesaing” Indonesia juga masuk ke daftar tarif trump. Di hari  yang disebut “hari pembebasan” Trump mengenai Indonesia tarif timbal balik sebesar 32%.

Lalu bagaimana dampaknya pada ekonomi global? tentunya gejolak ini menimbulkan ketidakpastian di ekonomi global, hal ini tercermin dengan meningkatnya volatilitas pada pasar saham, baik pasar saham global maupun domestik. Pada saat seperti ini masyarakat lebih cenderung mengambil keputusan konservatif dalam investasinya, seperti memindahkan sebagian dari investasinya pada aset yang lebih aman, contohnya tidak lain adalah emas yang mana emas juga disebut sebagai “Safe Haven”. Hal ini berdampak pada harga emas yang terus membumbung tinggi karena besarnya demand terhadap emas.


Tentu saja perang dagang ini juga berdampak pada keadaan ekonomi di Indonesia. Di luar faktor dalam negeri,

keadaan global yang dipenuhi ketidakpastian ini berdampak pada menurunnya tingkat ekonomi Indonesia.

Dengan diberikannya tarif pada impor barang-barang China di Amerika tentu saja China akan menambah

lagi porsi ekspor barang-barang “murah” mereka ke negara lain di luar Amerika, maka ini akan berdampak

besar pada negara-negara yang sedang berkembang lainnya, dimana ekspor mereka harus bersaing dengan

barang barang China yang rata-ratanya lebih murah.


Bagaimana untuk pasar modal indonesia? beriringan dengan terus meningkatnya volatilitas pasar saham di global, IHSG juga terus mengalami volatilitas yang tinggi, yang diikuti juga dengan outflow investor asing yang besar secara terus-menerus, lebih kurang investor asing mencatatkan net sell Rp3,69 triliun. Secara teknikal IHSG telah menembus support weekly di area 6.445,1396 - 6.659,9635, dan me-retest area tersebut pada senin, 24 Maret 2025. Seperti yang dapat dilihat pada gambar support terdekat IHSG berikutnya adalah area 5.530,7174 - 5.777,8635


Berdasarkan Pergerakan daily IHSG masih berada pada fase downtrend dimana IHSG terus membentuk Lower High.

Dengan ketidakpastian ekonomi yang sedang berlangsung saat ini baik dari global maupun domestik, apakah ini menjadi peluang cuan atau bencana untuk investor saham indonesia? Hal ini perlu disesuaikan dengan tujuan kita berinvestasi. Bagi investor jangka panjang penurunan ini tentu menjadi “hujan emas” dimana terdapat banyak saham-saham berfundamental baik yang sedang undervalue atau  “terdiskon” dimana banyak saham saham yang berada di bawah nilai intrinsik saham tersebut. Untuk investor jangka pendek hal ini dapat menjadi sedikit masalah, hal ini dikarenakan faktor-faktor yang sudah dijelaskan sebelumnya dimana volatilitas pasar sedang meningkat dan diiringi dengan sentimen buruk yang membawa ketidakpastian ekonomi dan tentunya akan berdampak buruk pada pergerakan saham jangka pendek.

Post a Comment

0Comments

Please Select Embedded Mode To show the Comment System.*

#buttons=(Ok, Go it!) #days=(20)

Our website uses cookies to enhance your experience. Check Now
Ok, Go it!